Halo semua, di konten kedua ini aku akan mengenalkan salah satu Program Studi (prodi) yakni Teknik Fisika dan juga dunia kontraktor atau EPC Company (Engineering, Procurement & Construction) dan hubungannya dengan seorang Instrument Engineer. Ok, langsung saja aku akan coba bahas topik yang pertama.
Pengenalan Program Studi
Teknik Fisika, salah satu prodi yang mungkin terdengar asing dan mengerikan. Teknik Fisika? Belajarnya fisika terus gitu? Wah pasti sulit ya udah teknik ketambahan fisika pula dan anggapan-anggapan lain yang kadang benar dan kadang kurang tepat.Teknik Fisika, menurut pendapatku pribadi yang sudah mengenyam pendidikannya selama kurang lebih 4 tahun, ternyata prodi ini tidak se-mengerikan itu. By the way, penyebutan untuk teknik fisika ini ada 2 yakni teknik fisika dan/atau fisika teknik. Namun intinya adalah sama yakni sebuah disiplin ilmu yang mempelajari tentang banyak hal yang berkaitan dengan engineering & teknologi. Teknik Fisika mencakup bidang-bidang keahlian seperti Rekayasa Material (belajar tentang sifat2 metal, logam, alloy, semikonduktor, superkonduktor, komposit smart material yang bisa self-healing, self-cleaning dll.), Rekayasa Akustik (yang belajar tentang vibrasi, gelombang, resonansi dll.) Rekayasa Energi (belajar tentang mekanika fluida, rekayasa dan kenyamanan thermal, perpindahan panas dan massa dll.), Rekayasa Optik (yang belajar tentang lensa cembung, lensa cekung, fiber optic single mode, multi-mode, laser dll.), Rekayasa Instrumentasi & Kontrol (yang belajar tentang field instrument, metode kontrol, PID, P&ID, PLC, DCS, SCADA dll.) ada juga belajar tentang coding, jaringan dan teknologi informasi.
Prodi Teknik Fisika ini berada di 8 Universitas yang tersebar di seluruh Indonesia diantaranya ITB, ITS, UGM, Telkom University, Universitas Nasional, Surya Universtiy, Sekolah Tinggi Teknologi Mutu Muhammadiyah Tangerang dan Universitas Multimedia Nusantara. Salah satu bidang keahlian dari prodi teknik fisika ini adalah Instrumentasi & Kontrol, seperti yang sudah pernah saya jelaskan di tulisan saya sebelumnya di sini.
Prodi selain Teknik Fisika yang membahas tentang bidang keilmuan Instrumentasi & Kontrol ini juga sudah banyak di Indonesia, diantaranya PEM Akamigas dengan nama prodi Teknik Instrumentasi Kilang, kemudian UB dengan Teknik Instrumentasi, UGM dengan Elektronika dan Instrumentasi, Teknik Instrumentasi dan Kontrol Industri di PNJ dan masih banyak lagi prodi-prodi yang berkaitan dengan bidang Instrumentasi & Kontrol yang belum tersebut satu per satu. Hal ini akan berdampak pada lebih banyaknya lulusan-lulusan dari bidang keahlian ini dan membuat orang-orang akan mulai mengetahui tentang bidang ilmu Instrumentasi & Kontrol.
Tentang EPC Company
Pembahasan selanjutnya adalah tentang dunia Engineering, Procurement & Construction (EPC) dan hubungannya dengan seorang Instrument Engineer. EPC Company adalah sebuah perusahaan yang bergerak di bidang rekayasa dan konstruksi. EPC Company tidak hanya selalu berkaitan dengan pembangunan Kawasan Industri. Namun, bisa jadi EPC Company juga bergerak di bidang pembangunan jalan tol, gedung perkantoran, sarana & prasarana umum, pusat perbelanjaan, kawasan pertambangan dan lain sebagainya.
Di sini aku akan coba lebih spesifik membahas tentang EPC company yang bergerak di bidang pembangunan kawasan / pabrik / plant Industri dan lebih spesifik ke disiplin ilmu instrument & control. Jadi di EPC Company ini ada fase-fase dari tahap proposal hingga pada saat plant akan dijalankan sepenuhnya (fase start-up). Fase-fase tersebut antara lain:
1. Proposal
Tahap proposal ini adalah tahap awal sebuah EPC Company untuk mendapatkan sebuah project. Sama seperti penyusunan proposal untuk lomba karya tulis ilmiah, tapi ini disusun oleh sebuah perusahaan. Banyak aspek yang akan ditanyakan oleh client contohnya terkait dengan safety, cost, efek terhadap lingkungan dan lain sebagainya. Setelah itu ditentukan pemenang dari tender project ini. Setelah fase proposal, EPC Company akan ditunjuk sebagai main contractor untuk suatu project. Berikut gambaran fase-fase setelah proposal ini.
Setelah suatu EPC company berhasil mendapatkan project masuklah ke fase awal yakni engineering
2. Fase Engineering
Di fase ini dibagi menjadi beberapa fase lagi yakni basic engineering, front-end engineering design (FEED) kemudian ke Detail Engineering Design (DED).Di setiap fase akan ada laporan yang dapat berupa dokumen-dokumen deliverable yang akan di-submit ke client. Kira-kira seperti ini gambaran untuk fase engineering.
Dapat dilihat dari gambar di atas bahwa semakin tinggi fasenya maka ketersediaan informasi dari semua displin ilmu akan semakin banyak dan dari segi waktu akan semakin memakan waktu lebih banyak.
3. Fase Procurement
Setelah melewati detail engineering dan data-data yang dibutuhkan untuk berbagai dokumen sudah lengkap, maka beranjak ke fase berikutnya yakni fase procurement. Procurement adalah fase dimana kita mengirimkan penawaran ke vendor terkait instrument-instrument apa saja nih yang akan kita beli contohnya Flow element, Transmitter, control valve, sistem DCS, analyzer (jika ada), PSV, RO dan lain sebagainya sesuai dengan data yang ada pada fase detail engineering. Setelah penawaran ke vendor dilakukan maka akan terjadi proses tawar menawar harga dan kita tentukan vendor mana yang akan menyuplai instrument-instrument yang kita desain. Untuk lebih mudahnya aku beri contoh sederhana aja deh. Misalkan aku mau beli laptop/smartphone, pasti aku udah punya spesifikasi dari barang yang mau dibeli, misal kamera belakang harus 16 MP, memori internal harus 128GB, harus support NFC dan spesifikasi lainnya, nah aku cari nih siapa yang punya spesifikasi smartphone itu dan harganya paling murah. Inget, yang pertama itu harus sesuai dengan spesifikasi ya yang kedua baru masuk ke harga yang paling murah. Jadi seperti itu untuk fase procurement ini.
4. Construction
Selanjutnya adalah fase construction, yakni fase pengerjaan di site. Fase construction ini meliputi pekerjaan-pekerjaan unpacking barang-barang yang sudah dibeli dari vendor, quality control dan quality assurance dari barang yang sudah dibeli, kemudian instalasi field instrument, wiring cable dari field ke control room dan instalasi oleh disiplin ilmu lain seperti electrical, piping dan mechanical. Kemudian memastikan bahwa instrumen yang di-install sudah sesuai dengan gambar yang ada di P&ID, sesuai plot plan, letaknya sesuai dengan gambar 3D dan dapat dioperasikan dengan benar. Dengan cara mengecek wire connection agar tidak grounding/short baik itu di sisi field instrument, di substation maupun di control room, lalu cek bahwa indikator sinyal dari field sudah masuk dalam sistem kontrol/DCS yang ada di control room.
5. Pre-Commisioning dan Commisioning
Setelah fase construction, masuk ke tahap pre-commissioning dan commissioning. Tahap pre-commissioning ini merupakan tahap untuk memastikan bahwa field instrument dapat mengirimkan sinyal dan dapat dikendalikan oleh sistem kontrol (DCS), melalui prosedur yang dinamakan dengan loop test dan function test. Loop test adalah sebuah prosedur yang digunakan untuk mengetahui apakah field instrument yang sedang di tes memiliki nilai yang sama atau ekuivalen dengan Human Machine Interface (HMI) di DCS. Function test merupakan sebuah prosedur yang digunakan untuk memastikan bahwa sebuah kesatuan sistem yang sedang di tes mampu melakukan fungsinya dengan baik, contohnya, ketika transmitter diberi masukan sinyal dari DCS, apakah control valve akan mampu merespon dengan bergerak sesuai dengan sistem kontrol yang dibuat. Function test juga digunakan untuk memastikan fungsi logic dari sistem emergency shutdown dapat berfungsi dengan benar. Fase commissioning adalah fase dimana beberapa equipment sudah mulai di-energize, pipa-pipa sudah mengalirkan fluida, transmitter sudah mulai bisa membaca aliran fluida, temperature dan pressure di pipa yang sudah dialiri fluida kerja, control valve memulai untuk mengatur laju aliran di pipa dan lain sebagainya.
6. Fase start-up
Ini adalah fase terakhir dimana sebuah plant sudah siap untuk dioperasikan secara komersial.
EPC in a Nutshell
Fase-fase pekerjaan di atas adalah dalam kondisi ideal, banyak sekali kondisi-kondisi aktual yang mengharuskan seorang instrument engineer mengambil keputusan untuk menyesuaikan dengan kondisi yang ada dan target timeline yang ditetapkan. Misalnya, pada fase procurement atau saat memberi penawaran ke vendor, ada data yang masih belum confirm (sering kali terjadi), ada data yang masih di-hold menunggu konfirmasi dari displin ilmu lain, bahkan kejadian jumlah instrument yang dibeli menjadi lebih karena ada pengurangan, dan sebaliknya kekurangan jumlah instrument karena ada penambahan di P&ID (biasanya jarang sekali terjadi). Di fase konstruksi malah lebih banyak kondisi-kondisi tidak terduga muncul, kadang sudah masuk ke tahap pre-commisioning, report sheet untuk QA/QC dari field instrument hilang, dan harus dilakukan pengecekan ulang di lapangan, dan itu semua adalah tugas dan tanggung jawab seorang instrument engineer, yakni memastikan seluruh field instrument, sistem kontrol dan interface dengan disiplin ilmu lain tidak bermasalah dari fase ke fase.
Instrument Engineer di EPC Company
1. Instrument Engineer harus mengikuti dan beradaptasi dengan perkembangan teknologi dan lingkungan. Karena sebagai instrument engineer kita dituntut untuk berkoordinasi dengan client, vendor, sub-contractor dan juga disiplin ilmu lain seperti mechanical, electrical, piping dan lainnya.
2. Instrument engineer juga harus bisa menguasai secara teknikal maupun managerial. Karena instrument engineer dituntut untuk mampu menyelesaikan masalah-masalah teknikal yang terjadi, dan juga dituntut untuk berinteraksi dan mengatur schedule dan pekerjaan yang harus dikerjakan oleh subkontraktor dan juga vendor. Instrument engineer juga harus mampu melakukan lobby-lobby ke client terkait hal-hal teknikal maupun managerial.
3. Instrument engineer harus memiliki sifat ingin tahu yang tinggi terhadap perkembangan masalah-masalah teknikal yang terjadi. Karena client akan membutuhkan bantuan kita untuk menyelesaikan masalah-masalah tersebut.
Cukup sekian penjelasan singkat di-posting-an kali ini, untuk konten aku akan coba bahas pengenalan tentang PFD dan P&ID. So, stay tune terus di blog aku yang sederhana dan insyaAllah bermanfaat ini. Terimakasih telah meluangkan waktu untuk membaca blog-ku ini, mari kita diskusi tentang topik ini dan jika ada koreksi, saran serta kritik dapat disampaikan melalui kolom komentar. Thanks a lot!
Great sharing, thanks Bang, ditunggu PFD dan P&IDnya. I am learning on it :)
BalasHapusThanks kak atas support-nya!
Hapus