Halo semua, kali ini aku akan coba bahas tentang Independent Protection Layer (IPL) yang sebelumnya aku bahas di tulisanku tentang Process Control ini. Oke tanpa berpanjang lebar mari langsung saja kita ke pembahsan IPL ini.
Pengertian Independent Protection Layer (IPL)
Independent Protection Layer adalah sebuah device, sistem, atau sebuah tindakan yang mampu mencegah suatu kejadian yang dampaknya tidak diinginkan tanpa dipengaruhi oleh kejadian atau tindakan dari layer proteksi lainnya. Oke akan coba kuperjelas, jadi IPL ini punya beberapa layer atau lapisan nah setiap lapisan ini merupakan sebuah sistem, device atau tindakan. Namun, setiap lapisan ini independen (tidak tergantung/dipengaruhi) oleh lapisan-lapisan lainnya. Pengertian dari IPL ini disadur dari AIChe. AIChe adalah singkatan dari American Institute of Chemical Engineers, untuk lebih jelasnya silahkan untuk membaca link ini.
Gambar di bawah ini merupakan lapisan-lapisan dari IPL, ingat ya setiap lapisan independen atau tidak bergantung/dipengaruhi oleh lapisan lain.
Setiap layer dari IPL ini memiliki karakteristik yang digunakan untuk mengatasi atau mencegah suatu kejadian yang tidak diinginkan agar tidak terjadi. Berikut ini akan kujelasin masing-masing karakteristik dari setiap layer.
1. Process Design
Process harus didesain sedimikian sehingga plant dapat dikatakan/diasumsikan aman. Process design ini diasumsikan aman ketika beberapa skenario seperti pump blowdown, kelebihan tekanan pada vessel dll. tidak terjadi.
2. Basic Process Control System (BPCS)
Ini yang kemarin sempat aku bahas
ditulisanku yang ini. BPCS ini memegang peranan penting yakni menjaga kondisi aman saat plant beroperasi secara normal. Kegagalan pada BPCS dapat menjadi sebuah kejadian awal (initiating event). Seorang engineer harus mengevaluasi keefektifan dari akses kontrol dan sistem keamanannya karena human error dapat menurunkan performa (keefektifan) dari BPCS.
3. Alarm and Operator Response
Sistem ini merupakan proteksi level kedua saat kondisi normal operasi. Alarm digunakan untuk menarik perhatian operator terhadap kondisi aktual yang tidak sesuai dengan kondisi yang sudah ditentukan pada saat plant beroperasi secara normal. Kondisi seperti ini membutuhkan sebuah tindakan atau intervensi yang dilakukan oleh operator sehingga intervensi ini memiliki pengaruh terhadap keselamatan dari plant tersebut.
4. Safety Instrumented Systems (SIS)
SIS didesain untuk merespon kondisi plant yang berada dalam posisi hazardous (bahaya) dan jika tidak ada aksi untuk mengatasinya maka dapat meningkatkan level dari bahaya yang akan terjadi. SIS harus memberikan tindakan yang tepat untuk mencegah terjadinya bahaya atau memitigasi konsekuensi dari bahaya tersebut.
SIS merupakan kombinasi dari sensor, logic solver dan actuator (final element) yang memiliki antar-muka dengan user dan basic process control system.
5. Physical Protection (Relief Valve, Rupture Disc dll.)
Physical protection ini berbentuk device seperti relief valve, rupture disc dll. yang digunakan untuk proteksi tingkat lanjut untuk mencegah kelebihan pressure ketika desain, ukuran (size), manufaktur dan maintenance dilakukan dengan benar.
Physical protection ini dibagi menjadi 2 yakni pre-release dan post-release. Pre-release itu contohnya adalah relief valve dan rupture disc. Post release itu contohnya adalah dike, blast walls dll.
6. Plant Emergency Response
Plant emergency response ini akan diterapkan jika plant sudah tidak bisa lagi di-handle oleh sistem-sistem dan device-device di lapangan, maka keselamatan para operator dan engineer yang berada di dalam plant harus diselamatkan. Para operator dan engineer ini akan melakukan penyelamatan diri dan bertemu di titik kumpul (muster point) yang telah ditentukan.
7. Community Emergency Response
Community Emergency Response merupakan layer yang tidak diharapkan terjadi pada pengoperasian plant. Jika ini harus terjadi maka insiden ini telah memiliki dampak yang sangat besar tidak hanya terhadap plant tetapi terhadap area atau wilayah di sekitar plant tersebut, oleh karena itu untuk menanggulanginya membutuhkan bantuan dari luar seperti pemadam kebakaran, ambulance serta pihak-pihak yang berwenang dalam pengambilan keputusan di wilayah tersebut. Dalam hal ini perusahaan owner dari plant akan mendapatkan masalah yang besar dan harus diselesaikan, oleh karena itu sebisa mungkin plant/pabrik tidak terjadi insiden yang sampai memiliki dampak terhadap community di suatu wilayah tertentu.
Jadi itu tadi penjelasan singkat tentang Independent Protection Layer (IPL) ini. Semoga dapat bermanfaat. Terimakasih telah meluangkan waktu untuk membaca blog ini. Jika ada yang ingin didiskusikan, saran serta masukan silahkan untuk berkomentar di bawah ini ya! Sampai berjumpa di tulisanku yang lainnya.
0 comments:
Posting Komentar